~ Yang seharusnya indah akhirnya musnah karena aku tak tahu apa apa. Aku yang kini tak bermakna dengan terpaksa mematikan rasa yang sebabnya aku sendiri tak tahu.
~ Tanpa penjelasan dan kejelasan telah tercabut dengan paksa dari akar hatiku, perih mengiris bahkan membelah nyaris tanpa perasaan sama sekali.
~ Aku merasa muak sebab masih merindukanmu . . .
~ Nikmati hidupmu yang penuh dengan kepura puraan, tertawalah lepas dengan segala kepura puraanmu . . .
~ Terkadang aku merasa letih membimbingmu sebab kamu kurang peka terhadap perasaan orang lain. Aku tahu diri mungkin aku yang bodoh dan naif dan kamu memang tegar dan tangguh.
~ Ingat dan pahami, bila kau merasa wangi, periksa ketulusanmu, mungkin itu asap amal salihmu yang terbakar prasangka buruk.
~ Bila kau merasa tinggi, periksa batinmu mungkin kau sedang melayang karena telah hilang pijakan.
~ Bila kau merasa suci, periksa jiwamu, mungkin itu nanah dari luka nuranimu.
~ Bila kau merasa besar, periksa hatimu mungkin ia sedang bengkak.
~ Aku selalu menghormatimu sebagai bagian dari proses pendewasaan persahatan tak terbatas kita. Juga demi kematangan dan kemantapan kepribadian kita.
hhhhhh. . . . . .rasanya tak mau berhenti